Pages

Senin, 06 Desember 2010

Batch 15

Bacth 15, Widya Mandala 2010 with Prof. Sadtono

Kata Ibuku, semua rupa berasal dari kata
Terjalin dalam ukiran wujud huruf-huruf imaji

Kata Ayahku, semua kisah berasal dari bahasa
Terangkai dalam keindahan tutur dan perangai

Kataku, sahabat datang dari pelangi
Terhias dalam perbedaan rupa dan bahasa
Menyatu dalam satu  atap langit
Membentang indah dalam bias cahaya Tuhan

Setelah hujan, membumbung tinggi
Hadirkan panorama kesejukan, cerah berwarna dalam satu bingkai lukisan
Lukisan tentang aku, kau, dan sahabatku

Rumah baruku kini tersebut dalam angkatan 15
Dua puluh tiga insan penghuninya,  empat adam di antara hawa
Semuanya asing, tawarkan aroma keindahan yang bernama persahabatan

Namun, satu jejak langkah telah hilang terbawa angin
Sisakan satu kesedihan, sebuah perpisahan yang tak pernah ditawarkan
Oleh kebahagiaan yang harus merundung duka
Namun apa daya, nasib tak selalu bisa digenggam
Kita relakan waktu dan jarak membawa kita berkubang dalam kenangan
Tentang Sisil, perempuan yang selalu eksotis di dunianya
Dengan perangainya yang selalu membuat sebuah perbedaan menjadi indah

Kini, keluarga ini masih mendayung perahunya
Melewati semua bahasa dari setiap guru
Mematuhi perintah dan bahasanya yang tak selalu bisa dimengerti
Dan setiap kali kita kembali ke peraduan kita, kawan
Selalu ada beban di pundak yang masih menggunung
Kepala yang penuh dengan bimbang
Peluh yang tak kunjung berhenti di setiap malam
Dan lelah yang tak mau berhenti menyerang

Ah…meski hujan dan badai menjelma menjadi lawan
Kita selalu hadirkan tawa dan ceria
Membuncah saat kepenatan dan jenuh seolah tak berkawan dengan waktu
Bayangkan kawan, tiga jam tanpa kreasi
Menatap layar putih yang penuh dengan tulisan hitam
Sama sekali tak bermakna, hanya siarkan bimbang dan jenuh
Dan kantuk menjadi malaikat penabur tidur
Yang menunggu mata terkatup dan akhirnya tertutup….

Namun, ada satu malaikat di keluarga ini
Tak pernah berhenti memberi sabda
Sebarkan peneguhan dan kata-kata bijak
Setiap kali kita jatuh dan terpuruk oleh beban di pundak

Ahh….terkadang kabut tebal di depan sana sudah siap menunggu
Senyumnya sinis dan pahit
Tubuhnya menjulang tinggi, menghadang laju perjalanan kita
Mempertanyakan kekuatan kita.

Akankah kita sanggup bertahan melampaui petir, gelombang, dan badai angin itu?
Mungkinkah kita sanggup mengalahkan keangkuhannya, meruntuhkan iman keegoisannya?

Jawab kawan!
Mungkinkah?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar