Kisah Selembar Babak
Oleh BPS
Ratusan dua puluh empat jam telah berlalu tanpa cerita lagi
Kisah itu terhenti di tanggal 30 Oktober 2016
Hanya 3 tahun saja
Kisah cinta itu pupus dan kandas ditelan malam
Terenggut tanpa bahasa yang bisa kupahami
Hanya mata yang nanar menahan tanya: mengapa?
Kau terkapar dalam bisu
Terbujur kaku tak berdaya
Tak sanggup lagi tebar senyum
Tak sanggup lagi menatap mereka yang datang mengerubung
Menebar tanya: ada apa gerangan?
Tak ada jawaban, cukup air matamu yang mengoyak itu tanya
Kisah itu hanya semu
Hadir untuk menikam kalbuku yang sepi
Hanya menambah luka yang kian parah
Kini aku tahu, cinta itu adalah luka
Luka yang siap meneteskan darah
Darah kepedihan yang mengalir tanpa henti
Kisah itu hanya selembar babak tanpa ujung
Yang terbingkai pada lembaran foto yang terpajang di ruang tamu
Yang terhenti pada bangsal rumah sakit
Yang sisakan luka dan airmata yang tiada henti mengalir
Meski tak tampak, tapi hati tetap meronta
Tuhan, ku tahu rencanamu indah pada waktunya
Meski tampak tak seelok pandangan mataku
Meski tampak tak seturut yang kukehendaki
Kucoba tuk menari mengikuti pusaran badai-Mu
Menikmati seluruh cinta yang masih tersisa
Meski sulit tuk kembali
Mengenang bahasa cinta yang terlanjur melekat
Dalam batin yang mengerang
Di ujung sana, sesal selalu hadir menggoda iman
Mengajak sukma untuk berkhinat
Tapi kutahu, imanku tak seharga mata uang
Imanku adalah batu karang yang tak terhempas ombak
Ku akan menari dalam badai cinta ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar