Pages

Senin, 28 Maret 2011

Kemuning di Gubuk Senja

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat
terbang melayang melampui masa
seperti janjiku padamu kemuning...
Sinar yang terpancar dari balik pegunungan itu 
membawa alunan senja yang membahana
kabarkan suka dan dukaku pada mega kelabu
yang tersipu malu pada temaram yang membenamkan diri

ku tak pernah berharap bisa menemukanmu kemuning
meski di gubuk senja itu kau selalu tampakkan wajah
walau aku tahu, kau masih saja bersembunyi dengan keraguanmu 
tentang adanya cinta yang kusembunyikan darimu

sungguh nian aku tak pernah menaruh asa pada bilur keajaibanmu
menyihirku dengan satu tatapan mata, sekulum senyum, dan seberkas sinar di wajahmu
kutak pernah bermimpi kalahkan surya
meskipun langit selalu merona dan membakar tubuhku
aku tahu kau di situ kemuning, malu tampakkan raut mukamu yang memerah
seperti buah berry tatkala mentari membakarnya

Kau mengintip-intip kehadiranku dan berlari setelah aku diam di sana
Kemuning...kemuning, sungguhkah aku ada di gubuk senja itu?
menanti kata dan rupa yang selalu kupuja
 serahkan asa yang selalu berasa
seperti alunan musik yang membahana di angkasa
kau jeritkan kebisuanmu pada dinding keras yang tak menjawab sapaanmu 
hanya sekuntum bunga di antara duri

Kemuning di gubuk senja, akankah aku ada di sana menungguku?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar